DESIGN
LAYOUT
Dalam kegiatan bisnis pada era sekarang ini tidak
terlepas dari faktor – faktor yang mendukung keberhasilan bisnis tersebut,
contohnya faktor tata letak, faktor sumber daya manusia atau pekerjanya, faktor
biaya produksi, faktor kualitas produk yang dijual, faktor peluang konsumen
untuk membeli dan faktor harga produk tersebut.
Untuk
faktor tata letak dalam
kegiatan jual beli barang sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan produk,
apabila bisnis dilakukan dan dipasarkan pada daerah yang strategis semisal
dekat dengan pemukiman penduduk, dekat dengan sentra ekonomi seperti pasar maka
kemungkinan besar peluang untuk terjualnya produk akan lebih meningkat.
Untuk
faktor pekerja atau sumber daya manusia juga sangat berperan besar dalam
bisnis, dengan SDM yang berkualitas akan dapat menghasilkan produk yang
berkualitas dan tentunya akan berdampak pada biaya produksi karena
lebih efektif dan efesien dalam pengerjaannya. Selain
itu faktor penting yang sangat mempengaruhi dalam kegiatan bisnis yaitu tata
letak dalam proses produksi maupun tata letak dalam toko. Mengapa tata letak
sangat mempengaruhi kelancaran bisnis ?, karena tata letak atau layout pada
umumnya sangat memberi manfaat yang sangat besar, apabila tata letak atau
layout diterapkan secara tepat maka akan dapat mengurangi biaya, tingkat
efisiensi akan meningkat, perilaku karyawan akan membaik, iklim organisasi
membaik, tingkat keamanan akan meningkat dan utamanya akan lebih fleksibel.
·
Menurut jenisnya tata letak atau layout pada umumnya
dibagi atas :
a. Tata Letak Proses = sebuah bentuk jenis tata yang mengelompokkan tiap – tiap proses dalam sumber daya yang
sama. Contohnya : rumah sakit yang mengelompokkan ruangan- ruangan yang
digunakan untuk kegiatan yang berbeda( ruang radiologi, ruang laboratorium,
ruang inap, unit gawat darurat, ruang tunggu, kamar jenazah, ruang phisikal
terapi dan lain – lain.
b. Tata Letak Produk = sebuah bentuk jenis tata yang menggambarkan aliran
proses pembuatan sebuah produk atau proses produksi. Contohnya dalam tata letak
pabrik yang menggunakan sistem line.
c. Tata Letak Hibrid (shop / supermarket / showroom) = sebuah jenis tata letak yang menggabungkan antara
proses dan produk. Pada umunya layout toko berbentuk Grid, bebas dan kombinasi. Contoh = toko pakaian ,
showroom motor/mobil, supermarket dan lain lain.
d. Tata Letak Tetap (fixed Layout) = sebuah jenis tata letak yang bentuknya permanen atau
tetap dari mulai awal sampai akhir. Contoh : Proyek Pembangunan, Proyek
pembuatan kapal laut atau kapal terbang.
·
TEORI TATA LETAK DESIGN PRODUCT LAYOUT
Pengaturan tata letak
fasilitas produksi berdasar aliran produk. Tipe ini sangat popular dan sering
digunakan pada pabrik yang menghasilkan produk secara massal (mass production),
dengan tipe produk relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama.
Pengaturannya adalah dengan urutan operasi dari satu bagian ke bagian lain
hingga produk selesai diproses. Tujuan utama layout ini adalah mengurangi
pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan. Misalnya pabrik perakitan mobil,
lemari pendingin, dan televisi. Layout produk adalah karakteristik yang cocok
untuk proses manufacturing yang terus menerus.
Layout berorientasi produk
disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki
volume tinggi dan variasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinyu. Asumsi
yang digunakan adalah:
1. Volume yang ada mencukupi
untuk pemanfaatan peralatan yang tinggi.
2. Permintaan produk stabil.
3. Produk distandarisasi
atau mendekati fase siklus hidupnya.
4. Pasokan bahan baku dan
komponen mencukupi dengan kualitas standar.
·
Dalam
layout ini ada dua jenis yaitu:
1. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat
komponen seperti ban mobil. Lini ini dipacu oleh mesin dan membutuhkan
perubahan mekanis dan rekayasa untuk membuat keseimbangan.
2. Lini perakitan (assembly line) meletakkan
komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Lini
ini dipacu oleh tugas yang diberikan kepada tenaga kerja atau
pada stasiun kerja.
Suatu perusahaan yang
menetapkan penggunaan Product layout akan mempertimbangkan berbagai keputusan
operasional yang telah dibuat sebelumnya. Keputusan operasional yang berkaitan
dengan layout diantaranya adalah desain produk, lokasi, proses maupun kapasitas
perusahaan. Produk layout mempunyai kelebihan antara lain : Biaya variabel per
unit rendah yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandardisasi dan
bervolume tinggi, biaya penanganan bahan rendah, mengurangi persediaan barang
setengah jadi, proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah,dan hasil
output yang lebih cepat.
·
TEORI TATA LETAK HIBRID (SHOP/SUPERMARKET/ SHOWROOM)
Ada
beberapa elemen yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah toko, yaitu
konstruksi toko, layout toko, alokasi ruang serta perkakas dan perlengkapan.
Berikut ini adalah bagan dari elemen perancangan toko.
1. Konstruksi Toko
Setelah
mendapatkan lokasi toko, pebisnis
mempunyai dua alternatif berkaitan dengan konstruksi toko, yaitu
mendirikan bangunan toko baru atau memodifikasi ulang pada bangunan yang
telah ada. Konstruksi toko tersebut disesuaikan dengan barang yang dijual, area
sekitar toko tersebut, ukuran toko dan beberapa faktor lainnya. Sebagai contoh
: peneliti mengambil contoh showroom /dealer motor.
A. Eksterior Toko
Eksterior
toko adalah elemen yang penting dalam bisnis retail, sebagai media perantara
yang menampilkan image perusahaan dan masyarakat. Tampilan luar sebuah
toko sering mengacu ke arsitektur dan mengandung aspek-aspek seperti bahan
bangunan, gaya dan rincian arsitektur,warna dan tekstur.
*Ada beberapa
aspek berkaitan dengan eksterior toko, diantaranya papan nama, jendela dan pintu masuk.
- Papan nama = Papan nama adalah media
komunikasi yang efektif. Dengan papan nama, orang akan mudah mencari toko yang
bersangkutan, selain itu papan nama adalah sarana untuk menampilkan image
perusahaan. Papan nama bisa berbentuk satu sisi bila dipasang pada tampak depan, dua sisi bila
dipasang lebih tinggi dari toko sehingga orang yang melintas dari dua arah yang
berlawanan dapat melihatnya, atau,tiga sisi, sehingga orang dapat melihat papan
nama tersebut dari berbagai arah pandang. Teks dan logo pada papan nama sebaiknya dibuat dengan
ukuran besar dan tulisan yang singkat, sehingga mudah membacanya. Pemilihan
warna yang menarik juga mempengaruhi orang untuk membaca papan nama tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah peraturan pemerintah daerah berkaitan
dengan pemasangan reklame. Biasanya untuk keindahan tata kota ada aturan baku
berkaitan dengan pemasangan papan reklame terutama bila papan tersebut berada
di pusat kota.
- Jendela Display = Jendela display atau kaca depan sebuah toko memberikan peluang
tambahan untuk meraih dan menangkap konsumen yang lewat di depan toko. Jendela
tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dalam menciptakan kesan positif
karena menawarkan peluang untuk mengawali penyampaian keunikan toko secara
langsung. Banyak pebisnis mengabaikan daya tarik yang kuat dari jendela toko
yang dirancang secara efektif dan lebih tertarik untuk menggunakan area toko
untuk ruang persediaan dibandingkan penggunaannya.
- Pintu Masuk Toko = Pintu masuk ke toko adalah pemisah antara lingkungan
luar dan dalam toko. Pebisnis yang lokasi tokonya berada dalam satu Mall
cenderung lebih mudah menarik konsumen karena pintu masuk ke dalam tokonya
lebih luas dan terbuka terus. Pebisnis yang tokonya
berada dalam kondisi lalu lintas pengunjung yang padat harus membuat jalan masuk yang terbuka. Pebisnis yang tokonya berada di
sepanjang jalan relatif lebih tertutup karena pertimbangan keamanan, dan cuaca.
Kondisi tersebut menyebabkan peluang untuk mengundang pejalan kaki di depan
toko untuk masuk ke dalam tokon relatif lebih kecil sehingga memerlukan usaha
yang lebih berat. Pebisnis di jalan ini memerlukan kombinasi antara tampilan
jendela toko sebelah luar dengan rancangan pintu masuk yang menarik.
B. Interior Toko
Agar pengunjung
toko merasa nyaman berada di dalam toko, pebisnis perlu melakukan penataan
berkaitan dengan interior yang ada di dalam tokonya. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penataan interior toko adalah sirkulasi udara, interior dinding,
lantai, langit-langit dan pencahayaan.
- Sirkulasi Udara = Berbagai jenis toko memiliki sirkulasi udara yang
berbeda. Sirkulasi udara sangat berpengaruh pada emosi dan perasaan dari
pengunjung. Pendingin ruangan harus diletakkan pada tempat yang tepat, begitu
pula bila ada musik dalam ruang sebaiknya disesuaikan dengan suasana toko.
Penempatan outlet yang menghasilkan aroma seperti pewangi di dalam departement
store atau ikan, daging dan
sayur dalam supermarket juga perlu diperhatikan, sehingga secara keseluruhan
sirkulasi udara didalam area toko tidak terganggu.
- Interior Dinding = Interior dinding digunakan sebagai pemisah antara area
penjualan produk yang berbeda, kamar pas, dan gudang atau penyimpanan barang.
Partisi dapat terbuat dari kayu, plastik,tembok atau kaca. Dinding dapat pula
difungsikan sebagai display dari produk yang dijual. Warna dinding dan partisi
sebaiknya dipilih yang terang sehingga tidak memberikan kesan kotor dan sempit.
- Lantai =
Lantai toko haruslah aman bagi pengunjung serta perawatannya mudah dibersihkan,
cepat kering, tidak mudah pecah atau kuat menahan beban yang berat dan tidak
ada rintangan.
- Langit-langit = Langit-langit toko sangat berkaitan erat dengan
sirkulasi didalam ruangan.Tinggi dari langit-langit biasanya disesuaikan dengan
luar ruang. Langit-langit yang tinggi akan memberikan kesan luas dan terang
bagi ruangan. Karena langit-langit juga berfungsi sebagai tempat melintasnya
saluran listrik, pipa air dantempat penyimpanan lain maka penataan
langit-langit tersebut diupayakan dengan tetap menjaga ruang di bawahnya terasa
nyaman.
- Pencahayaan = Pencahayaan yang baik di dalam toko akan membuat nyaman pengunjung.
Selain itu pencahayaan akan memberikan kesan dan penegasan pada produk yang
dipajang atau dijual.
- Layout Toko = Pengaturan layout toko harus memperhatikan alur dari pengunjung, dan kemudahan
akses antara area penjualan gudang penyimpanan barang. Pada umumnya pengunjung
yang memasuki toko akan berjalan dan memperhatikan display dari produk yang
dijual. Untuk jenis toko yang menitikberatkan pada pelayanan, biasanya ada
pramuniaga yang akan membantu pengunjung, sedangkan untuk toko atau department
store yang menerapkan self service, pengunjung akan mengambil sendiri barang
yang diperlukannya dan kemudian membayarnya di kasir. Ada tiga
pendekatan mendasar dari penyusunan layout toko yaitu grid layout, desain
bebas dan mixed
layouts.
^ Grid layout
Biasanya layout ini ditemui di supermarket dengan jenis
pelayanan self service. Di dalam toko, pengunjung akan mendapatkan rak-rak yang
disusun secara berbaris sesuai dengan
pengelompokan barangnya. Jarak antar rak-rak tersebut memperhatikan keleluasaan
gerak dari pengunjung sedangkan tinggi rak atau gondola disesuaikan dengan
jangkauan pengunjung. Untuk efisiensi sekitar tepi ruang juga dipasangrak.
Sedangkan counter kasir ditempatkan dekat dengan pintu keluar.
^ Bentuk Bebas
Pada bentuk layout ini pebisnis dapat secara bebas
meletakan barang yang dijualnya dengan tetap memperhatikan kemudahan pengunjung
bergerak mencari barang yang dicarinya, biasanya layout ini digunakan untuk
meningkatkan keuntungan pebisnis perlu berkaitan dengan ruang yang digunakan.
Pengeluaran setiap meter persegi dari ruang toko dihitung dari biaya yang yang
dikeluarkan untuk sewa atau pemeliharaan ruang pertahun dibagi dengan luas
ruangan. Namun demikian tidak semua bagian dari toko yang berfungsi sebagai
area penjualan, ada pula area yang digunakan untuk penyimpanan barang,
karenanya perhitungan biaya tersebut perlu pula memperhatikan perbandingan luas
areapenjualan dan area gudang.
^ Bentuk
Mixed
Bentuk ini mengadopsi dua bentuk layout diatas yaitu
bentuk grid dan bebas, jadi ada prduk yang ditempatkan dalam jajaran grid (rak rak) tetapi ada juga yang
ditempatkan dalam bentuk bebas pada stand – stand tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, “Manajemen Bisnis Ritel, Kedai dan Konsultan
Ritel Anda”, Jakarta, 2000.
Bustiner Irving,
, Irwin-Homewood, Illinois, “Basic
Retailing” : 1986.
Golden,
Lawrence, W. Zimmerman, Donald A., “Effective
Retailing”, Second Edition, Houghton Miflin Company, Boston, 1986.
Reid , R &
Sanders, N.R., 2002,” Operations
Management an Integrated Approach” 4th Ed., John Wiley & Sons, Inc., NJ.
Heizer Render,
2004, “Principles of Operations
Management”, 5e, Prentice Hall, Inc., NJ.